BONDOWOSO - Pernikahan dini di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, masih terbilang tinggi. Dalam 4 bulan terakhir, yaitu Januari-April 2022 ada 190 pernikahan dini di Bumi Ki Ronggo. Jumlah tersebut berdasarkan data permohonan dispensasi kawin di Pengadilan Agama (PA) Kabupaten Bondowoso. Adapun rinciannya, yaitu Bulan Januari 70; Februari 42; Maret 48; dan Bulan April 30 permohonan (Sumber:https://timesindonesia.co.id/peristiwa-daerah/412207/ada-190-pernikahan-dini-di-bondowoso-dalam-4-bulan-terakhir).

Selain pernikahan dini, Bondowoso juga darurat narkoba, mengutip dari laman www.ijenindonesia.com, total kasus narkoba sepanjang tahun 2022 ada 66 kasus dengan total tersangka ada 72 orang. Maka dari itu, berbagai upaya baik sosialisasi dan penyuluhan kerap di lakukan oleh instansi-instansi sekolah di Kabupaten Bondowoso.

Selasa (7/2) SMKN 1 Cermee Bondowoso mendapatkan kunjungan dari Mahasiswa Fakultas Dakwah Jurusan Psikologi Islam Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember (UIN KHAS JEMBER). Mereka bekerjasama dengan Kantor urusan Agama (KUA) untuk mengadakan penyuluhan pencegahan pernikahan dini serta memberikan wawasan bahaya narkoba.

Kegiatan ini di laksanakan di Aula SMKN 1 Cermee (SMAKECE) dan juga di ikuti oleh siswa-siswi SMAKECE. “Tujuan yang pertama di lakukan kegiatan ini adalah  mengadakan penyuluhan tentang pernikahan dini karena data pernikahan dini di Indonesia semakin meningkat, hal ini juga berdampak pada tingkat perceraian yang tinggi, sasaran kegiatan ini di utamakan untuk pemuda-pemudi yang masih di bawah 19 tahun dan usia yang rentan pernikahan dini adalah usia SMA/SMK dan Tujuan kedua yaitu memberikan wawasan tentang bahaya narkoba. ” tutur Miftahul Husen selaku koordinatordari Mahasiswa Fakultas Dakwah UIN KHAS Jember. 

Siswa dan siswi SMKN 1 Cermee sangat antusias sekali dengan adanya Sosialisasi tersebut, terbukti dengan tertibnya mereka mengikuti acara dari awal sampai selesai dan banyak yang aktif bertanya perihal pernikahan dini dan bahaya narkoba.